Halaman

Assalammu'alaikum, ya Akhi ...(^___^)

Mencintai karena Allah " Uhibbuki fillah "

Jumat, 31 Agustus 2012

Kehormatan


Kehormatan?? Apa ya??? Kalau ditelaah secara mudah, kehormatan adalah sebuah kedudukan atau jabatan seseorang yang tinggi dan akan membuat seseorang tersebut disegani oleh orang-orang disekitarnya. Tidak sekedar itu sih, kehormatan adalah ketika seseorang mampu berbicara dengan lugas, baik, mudah dimengerti, di segani oleh pendengarnya. Itu adalah sebuah kehormatan.
Dan bagi muslimah “kehormatan” adalah ketika dirinya sebagai pengguna busana muslimah diperlakukan secara terhormat, sopan, serta santun oleh lawan jenisnya. Diberdayakan sebagaimana semustinya dan dihargai nilai hijabnya.
Lain dari itu, sesungguhnya nilai kehormatan bagi seorang wanita adalah ketika kita sebagai wanita mampu menjaga apa yang seharusnya kita jaga. Misalnya:
1.       Kehormatan seorang wanita dinilai dari, masih gadis kah wanita yang belum menikah itu?
Ya, terlihat sepele. Tetapi buat saya, kehormatan adalah harga mati yang harus dijaga walau jiwa ini harus terhempas dari raganya. Jika diberitakan bahwa sebagian besar (mungkin) remaja di Indonesia banyak yang sudah tidak gadis (sebelum menikah) itu benar adanya, mungkin saya sebagai wanita muslimah perlu melakuakan introspeksi dan sosialisasi terhadap adik-adik atau remaja muslimah kita.
Sosialisasi tentang ajaran Islam yang sesugguhnya seperti apa dan bagaimananya. Banyak hal yang mungkin tidak diketahui oleh remaja kita. Bahwasannya kehidupan saat ini, tidaklah mencari kenikmatan dunia saja tetapi juga mendapatkan kebahagiaan di akhirat (ilmu agama). Seperti:
a.        Kesalahan kita selama hidup di dunia kelak akan dipertanggung jawabkan kepada Allah.
b.      Bahwa malaikat Rakib dan Atid yang selalu mencatat setiap amal manusia, baik atau buruk. So berperilaku yang baik untuk mencapai kehidupan dunia dan akhirat yang selamat.
c.       Dll.
2.       Kehormatan seorang wanita dinilai dari sisi ekonomi dan sosialnya.
Jika wanita mampu berkehidupan mandiri dan tidak bergantung kepada suami/ lawan jenisnya maka nilai kehormatan atau drajatnya akan jauh lebih baik.
3.       Kehormatan bukan sekedar menjaga diri untuk tetap gadis (sebelum menikah). Tetapi kehormatan adalah ketika kita yang sedang berada pada lingkungan lawan jenis dan Ia bisa menghargai kita sebagai wanita. Semisalnya saja dia gak akan menyentuh kita, membelai rambut atau kepala kita (bagi yang berhijab), memegang tangan kita, mengkecup  pipi atau kening kita dan lain-lain.Ya itu adalah suatu kehormatan ketika lawan jenis mampu menghargai dan menilai kita sebagai sosok yang bernilai dan patut di hargai keberadaannya.

Buat aku, kehormatan itu adalah titipan Allah, kedua orang tua aku, keluarga aku, juga calon
pendamping aku kelak. Amanah yang harus aku jaga sampai Allah benar-benar mempertemukan aku
dengan jodoh aku yang sesungguhnya. Rasa-rasanya bakalan gak ikhlas kalau ada orang yang 
mendahului takdir Allah...hehehehehe
Subhanallah, walhamdulillah,.... selesai juga nulisnya,..:)
Thank you dear,...

Dikutip dari: http://pembinaanpribadi.blogspot.com/2012/08/jodohku-di-manakah-dirimu.html


Jodoh dan berjodoh, adalah bagian dari Keputusan Allah, penetapan Allah atas manusia. Urusan jodoh dan berjodoh, bukan sebuah urusan kecil dan main-main, karena Allah tak pernah main-main dalam menciptakan manusia, menentukan rezeki, dan perjalanan hidup hingga matinya manusia. Allah tak sedang ‘mengocok lotre’ dan mengundi seperti arisan ketika menentukan jodoh seseorang. Maka jika kita memiliki harapan tentang calon pendamping hidup kita, menginginkan agar kita segera dipertemukan dengan jodoh kita, maka mintalah pada Allah! Bicaralah pada Allah! Mendekatlah pada Allah! Bulatkan, kuatkan, kencangkan keyakinan kita pada Allah. Apa yang tidak mungkin bagi kita, adalah sangat mudah bagi Allah.
Justru karena kita tidak tahu siapa jodoh kita, kapan bertemunya, bagaimana akhir kisahnya di dunia dan akhirat: maka hidup kita menjadi lebih indah, berwarna dan bermakna. Karena kita akan menjalani kemanusiaan kita dengan tetap menjadi hamba Allah. Menikmati indahnya berjuang, menikmati kesungguh-sungguhan ikhtiar, menikmati indahnya meminta pada Allah, menikmati indahnya memohon pertolongan pada Allah, menikmati indahnya bersabar, menikmati ‘kejutan’-kejutan yang Allah hadirkan dalam kehidupan kita
Kita tidak bisa mengajukan proposal pada Allah. Kita tidak bisa memaksa Allah: pokoknya dia ya Allah, maunya kau dia yang jadi jodohku ya Allah. Kita tidak bisa menguasai dalamnya hati manusia, kita tak bisa membatasi akal pikiran manusia. Ya karena kita tidak berkuasa atas kehidupan dan kematian manusia, atas berbolak-baliknya hati manusia: karena itu kita tak boleh melabuhkan cinta terbesar kita pada manusia. Kita labuhkan saja cinta terbesar kita pada Allah, yang dengan kecintaan itu lalu Allah melabuhkan cinta manusia yang bertaqwa dalam hati kita. Sehingga taqwa itu yang membuat kita berjodoh dengan orang yang bisa menumbuhsuburkan cinta kita pada Allah. Karena taqwa yang dirajut selama pernikahan yang barakah itu, mudah-mudahan kita berjodoh hingga ke surga. Bukankah ini lebih indah?
Sungguh jodoh tidak berjalan linier di atas garis kecantikan, ketampanan, kekayaan, kedekatan geografis. “Rumus jodoh’ bukan ditentukan oleh hukum kepantasan manusia. Karena manusia hanya tahu permukaannya, berpikir dalam kesempitan ilmunya, memutuskan dalam pengaruh hawa nafsunya. ‘Rumus jodoh’ semata-mata kepunyaan Allah. Karena itu, sebagai hamba kita hanya mampu menerima keputusan Allah. Menyiapkan diri untuk menerima apapun keputusan Allah. Menyiapkan seluas-luas kesabaran, keikhlasan, sebesar-besar keimanan untuk menerima ‘jatah jodoh’ yang berupa pendamping hidup, rezeki, dan lainnya.
Ya, menunggulah dalam kesibukan memperbaiki diri. Menunggulah dalam kesibukan beramal shalih, persubur silaturahim dan mendoakan saudara seiman. Kita tidak bisa mempersiapkan orang yang akan menjadi jodoh kita. Kita tidak punya kendali untuk mengatur orang yang ‘akan jadi jodoh kita’. Kita hanya bisa mempersiapkan diri kita. Membekali diri dengan segala kemampuan, keterampilan, sikap hati untuk menjalankan peran-peran dalam pernikahan. Ketika saat itu tiba, ijab qabul sah, seketika itu seperangkat peran diserahkan di pundak kita. Allah menyaksikan! Seketika itu kita akan menjadi istri/suami, menantu, ipar, anggota masyarakat baru. Dan seketika itu pula, tak cukup lagi waktu mempersiapkan diri. Ya, pernikahan bukan awal, jadi jangan berpikir untuk baru belajar, baru berubah setelah menikah.
Hidup itu adalah seni menerima, bukan semata-mata pasrah. Tapi penerimaan yang membuat kita tetap berjuang untuk mendapatkan ridha Allah. Karena apapun yang kita terima dari Allah, semuanya adalah pemberian, harta adalah pemberian, pendamping hidup adalah pemberian, ilmu, anak-anak, kasih sayang, cinta dan semua yang kita miliki hakikatnya adalah pemberian Allah. Semuanya adalah ujian yang mengantarkan kita pada perjuangan mendapatkan keridhaan Allah. Menerima dan bersyukur adalah kunci bahagia, bukan berburuk sangka dan berandai-andai atas apa yang belum diberikan Allah.
Dan apa saja yang diberikan kepadamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal, tidakkah kamu mengerti” (QS. al-Qashash: 60)
Menikah bukan akhir, bukan awal, ia setengah perjuangan. Pernikahan berarti peran baru, tanggungjawab baru, tantangan baru: bagian dari daftar yang akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban dari kita di yaumil akhir.
Tentang berjodoh itu, adalah tentang waktu, tentang tempat, tentang masa. Dan yang kita sebutkan tadi semua ada dalam genggaman Allah. Bukankah dalam surat al-ashr Allah bersumpah dengan waktu. “Demi masa, sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”. Ya, agar tak bosan, resah dan merugi saat menanti saat walimah tiba, sibuklah memperbaiki iman, amal dan tetap setia dalam kebenaran dan kesabaran.
Menikah dan mendapat pendamping hidup itu tidak pasti, ada banyak orang yang meninggal ketika masih bayi atau remaja. Tapi Mati itu sebuah kepastian. Orang yang menikah pun juga akan mati. Jangan terlalu galau, ada perkara yang lebih besar dari sekedar status menikah atau tidak menikah. Hidup itu bukan semata-mata perjuangan mendapatkan pendamping hidup. Karena yang telah menikah pun, harus terus berjuang agar mereka diberikan rahmat oleh Allah untuk tetap ‘berjodoh’ hingga ke surga, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat berikut ini :
“(Yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar Ra’du 23-24).

Read more at http://pembinaanpribadi.blogspot.com/2012/08/jodohku-di-manakah-dirimu.html#TMP6htx4u4syADk9.99

Dia

Ketika mengenalmu adalah kebahagiaan bagiku,...
Ketika mengenalmu, menghapus asaku dimasa lalu
Kau coba mengetuk pintu hatiku,..
Yang beku, yang kaku dan yang tak tau lagi arti memaknai,..

Dia,..
Yang candanya sepintas adalah pelangi dihatiku,...
Yang senyum hangatnya adalah sinar dihariku,...
Yang bahagianya mermaknai hari-hariku.

Pelangi boleh saja hilang dikala mendung tak mewarnai.
Burung boleh saja tak berkicau dikegelapan malam.
Tapi bagiku, bahagia ini adalah seketikaku mengenalmu.
Seketika ku bersabar menghadapimu,
Seketika ku melihat senyummu,
Seketika ku dapat bersamamu,
Seketika kau memaknai keberadaanku.

Walau hanya sesaat.
dan seketika itu aku harus terbangun dari tidurku yang panjang.

Cara Mempersulit Jodoh


JUMAT, 31 AGUSTUS 2012

Dari begitu banyak data, akan dihasilkan sedikit data tersaring bila terlalu banyak pasang kriteria, 
Begitu pula dalam menyaring calon pendamping hidup. Banyak orang mempersulit pilihan dengan terlalu banyak banyak kriteria  di dalam filter Jodohnya, contoh: kriteria calon yang diinginkan:
  1. Perjaka/gadis
  2. Duda/janda tanpa anak
  3. usia sekian s/d sekian
  4. Pekerjaan pns, pegawai swasta tetap
  5. Tinggi sekian 
  6. Berat sekian
  7. Kulit warna tertentu
  8. pendidikan minimal sekian
  9. Hapal surah Arrahman
  10. Suka Travelling
  11. Ganteng atau Cantik
Wow... secara logika (bahasa kerennya, hukum sunnatullah), Kriteria atau syarat menjelimet itu akan sangat hampir mustahil ada calon yang memenuhi semua kriteria di atas, kalaupun ada, kemungkinan hanya ada 1 atau 2 orang, tapi apakah si doi (calon) juga tertarik dan suka pada orang yang pasang banyak kriteria tersebut?
Padahal kalau kita mau merujuk teladan dari nabi, Nabi kita saja hanya memasang 1 kriteria  dari empat kriteria yaitu agama. 3 kriteria lainnya hanya bonus saja.
Tetapi...,  sayangnya banyak Manusia biasa, minta terlalu banyak kriteria, hhh...kasihan filter databasenya....
Mari renungkan banyak orang yang memasang sedikit kriteria saja, seringkali jodohnya sulit datang, apalagi bila mereka memasang banyak kriteria? Lebih sulit lagi.
Jalan Keluar:
Bila kita mau memasang kriteria ikuti cara dari hadits nabi:
  1. Yang bagus pengamalan agama islamnya
  2. yang bagus fisiknya (cantik/ganteng)
  3. yang bagus kedudukan/keturunan
  4. yang bagus hartanya
Atau 2 Kriteria saja (1 agama, 1 kriteria di antara 3 (cakep, keturunan atau harta) misal:
  1. Yang bagus pengamalan agama islamnya
  2. yang bagus fisiknya (cantik/ganteng)
atau misal:
  1. Yang bagus pengamalan agama islamnya
  2. yang bagus hartanya atau tajir :)
Untuk embel-embel lain misalnya,
·         umur,
·         pendidikan,
·         pekerjaan
·         Hoby
·         Status Duda Janda
·         Status Gadis Perjaka
·         dan hal-hal lainnya
insya Allah, nanti kita bisa mempertimbangkannya saat perkenalan (atau taaruf), bila ada sedikit kekurangan, insya Allah bisa tertutupi oleh kelebihan-kelebihannya dan rasa sreg di hati saat berjumpa, (karena mustahil ada manusia sempurna tanpa kekurangan). Lalu dilanjutkan dengan Istikharah sebelum mengambil keputusan.
Dengan demikian, mudah-mudahan dengan doa dan  dengan memasang sedikit syarat saja (maks 4 kriteria) maka  Allah akan mempermudah jodoh kita.
, aamiin...
*-*-*-*-*-*-*-* Rujukan Hadits Nabi *-**-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Wanita dinikahi karena empat kriteria, yakni
·         karena harta kekayaannya,
·         karena kedudukannya,
·         karena kecantikannya, dan
·         karena agamanya.
Hendaknya pilihlah yang beragama agar berkah kedua tanganmu. (HR. Muslim)
*berlaku sebaliknya (pria juga dinikahi karena empat kriteria)


Rabu, 29 Agustus 2012

hey, Im Coming,...

Assalammu'alaikum,,....
Masya Allah, udah lama yah ga nulis blog "IT'S Me".
Hampir 1 bulan loh,..:D Mungkin karena sibuk dengan pekerjaan baru sebagai pegawai honorer di "Universitas Negeri Jakarta". Tepatnya di Fakultas Teknik pada konsentrasi "FIRE PROTECTION AND SAFETY ENGINEERING",...

aLhamdulillah, hampir dua bulan ini bisa menjadi manusia yang produktif. Yaaaa, walau bukanlah pegawai tetap, setidaknya disini aku bisa memperoleh banyak pengetahuan tentang kehidupan bersosialisasi, kehidupan bermasyarakat, belajar tentang pengelolaan akademik, sistemnya, belajar tentang Sumber Daya Manusianya, bergaul dengan anak-anak muda lagi (mahasiswa), bergaul dengan Bapak-bapak dengan Ibu-ibunya juga. Sedikit melelahkan kadang, tapi mencoba buat untuk menikmati juga mensyukuri rezeki yang ada.

HaPPy idul Fitri ya semuanya,....
Semoga puasa serta ibadah kita yang lainnya selama bulan Ramadhan diterima Allah. dan dihitung dengan berlipat ganda ya....Aamiin
Alhamdulillah, puasa tahun ini jebol 6 hari dan ga solat i'ed,,..Hohoohoo
#Bersyukur aja cz alhamdulillah, dikasih nikmat sehat yang teramat luar biasanya oleh Allah SWT.
Buat aku nikmat sehat itu amat enak dan patut buat disyukuri. cz kalau udah sehat, mau ngerjain apa2 itu, hayukkk ajaaa....:)
Lebaran tahun ini luar biasa, karena keluarga kita masih utuh, rukun dan makin kompak deh.
Ya walau di awal kita puasa sempat ada sedikit ujian, alhamdulilah sekarang sudah kembali dengan normal.
Thanks so much to Allah,..

Yang berbeda pada lebaran tahun ini,...
Emmm apa ya??? Hehehhehee,.....
Bisa malam takbiran di luar rumah kali ya,...#Perdana loch,..:P
dan Ada penambahan jumlah kenalan,....

Seperti:
- Tya, Fitri, Uwi, Tomi, Berry, Gelar, Dana, mezo, susu, ayum, aji, sofyan, (satu lagi aku lupa),..hehehhehehe
Maklum harus mengenal mereka pada masa yang singkat,...
Semoga pertemanan kita bisa terus berlangsung ya,...#Maksudnya bisa teruss sampe acara-acara selanjutnya...Aamiin...

Thank You,...(^^,)b